ANALISD.com, Denpasar - Satu individu paus balin atau paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) ditemukan mati di kawasan pantai Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya, Minggu (14/5) malam. Keterangan yang diberikan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, menyebutkan bangkai paus ditemukan pertama kali oleh nelayan bernama Singgih.

Posisi bangkai paus saat Singgih pulang dari melaut, sudah berada di utara muara Kalidami dan Kalibokor, dengan kondisi air pasang kecil. Petugas dari BPSPL Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur, bersama tim yang lain dan dibantu kelompok nelayan KUB Lestari Kejawan Putih, mendatangi lokasi setelah menerima laporan dari nelayan. Namun, penanganan tidak dapat dilakukan di lokasi karena terkendala kondisi air laut yang surut.

“Bangkai paus awalnya diikat di lokasi, dan tidak dikuburkan karena sulit memindahkannya. Lokasi juga jauh dari permukiman dan tidak akan mengganggu,” kata Permana Yudiarso, Kepala BPSPL Denpasar, seperti dilansir Mongabay.

Menurut Permana, tim dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga telah melakukan pengambilan sampel paus untuk dilakukan pengujian di laboratorium, untuk mengetahui penyebab terdampar dan matinya paus di perairan Surabaya.

“Hasilnya sekitar dua minggu lagi baru diketahui penyebabnya, kalau sekarang masih sedang dilakukan nekropsi,” ujar Permana.

Suwardi, Koordinator BPSPL Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur, mengatakan bangkai paus balin sepanjang 12 meter dengan berat sekitar 10 ton, diputuskan dibawa ke Jatim Park 2 pada Kamis (18/5) untuk dikuburkan. Menggunakan crane, bangkai paus diangkut ke Batu dengan menggunakan truk. Menurutnya, perlu waktu sekitar satu tahun sampai bangkai paus benar-benar terurai.

“Setelah satu tahun batu selesai terurai, setelah itu baru direkonstruksi tulangnya untuk dijadikan media edukasi,” kata Suwardi.

Dari pengamatan di lapangan, Suwardi mengatakan tidak menemukan adanya luka atau pendarahan pada individu paus. Pemeriksaan organ dalam yang diambil contohnya oleh Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, diharapkan dapat mengungkap penyebab terdampar dan matinya paus.

Sementara itu, warga yang menemukan maupun aparat setempat mengaku tidak mengetahui penyebab kematian paus ini, serta bagaimana dapat terdampar di pantai timur Surabaya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dari keterangan tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, drh. Bilqist Ari Putra, yang turut terlibat dalam evakuasi bangkai paus ini, perlu memastikan kondisi sebenarnya dari paus yang terdampar dan mati melalui uji laboratorium.

Rencana memasukkan kerangka paus ini ke museum di Jatim Park 2 di Batu, dibenarkan Khofifah Indar Parawansa, saat mengunjungi lokasi ditemukannya bangkai paus di kawasan Kenjeran. Paus yang habitatnya diperkirakan dari Australia tengah, kata Khofifah, diduga bermigrasi ke perairan India dan beberapa titik persinggahannya berada di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.

“Paus Balin ini kerangkanya akan melengkapi Museum Satwa di Jatim Park 2,” ungkap Khofifah.

#Konservasi

Index

Berita Lainnya

Index