ANALISD.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) terus berupaya mengembangkan energi hijau. Hal ini tentunya sesuai dengan arah kebijakan ketahanan energi dan sustainable energy atau energi berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik. Dampak langsungnya tentu terkait erat dengan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.
BUMN yang dikomando oleh Darmawan Prasodjo ini melakukan beberapa terobosoan dalam pengembangan energi hijau. Berikut rangkuman hasil riset CNBC Indonesia.
1. Mengoperasikan PLTS Terapung Cirata
PLN mengoperasikan PLTS pada 9 November 2023 yang berlokasi di Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. PLTS dengan kapasitas produksi listrik 192 Mega Watt Peak (MWp) tersebut merupakan yang terbesar di ASEAN dan menjadi yang terbesar ke-3 di dunia.
PLTS Terapung Cirata akan memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali.
PLTS Cirata terdiri dari 13 pulau/arrays dengan lebih dari 340 ribu panel surya. Pembangkit tersebut diharapkan bisa menghasilkan listrik untuk lebih dari 50 ribu rumah.
2. Mengembangkan Bahan Bakar Green Hydrogen
PLN pada akhir 2023 menghadirkan bahan bakar baru untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan melalui green hydrogen.
Gebrakan ini dinilai menjadikan PLN sebagai pionir terbentuknya rantai pasok kebutuhan green hydrogen sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk masa depan.
PLN pada Oktober 2023 juga meresmikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta.
Hingga saat ini, PLN telah memiliki 22 GHP tersebar di Indonesia yang bisa memproduksi 203 ton hidrogen hijau per tahun. Sebanyak 75 ton hidrogen akan digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit dan 128 ton untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan hidrogen.
Green hydrogen (hidrogen hijau) merupakan sumber energi bersih yang hanya mengeluarkan uap air dan tidak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon gas rumah kaca.
3. Menyediakan SPLKU
SPLKU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum berfungsi sebagai tempat pengisian kembali daya baterai kendaraan listrik yang bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat Indonesia yang mempunyai kendaraan listrik.
SPLKU adalah upaya nyata PLN dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV). PLN bersama mitra kini menyediakan 1.370 unit SPLKU. SPLKU tersebar dari Jawa, Kota Jambi Lubuklinggau hingga Ibu Kota Nusantara.
Terdapat pula 9.886 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Listrik Umum (SPBKLU).
Selain SPKLU, PLN juga memberikan berbagai kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik, termasuk layanan pengisian daya kendaraan listrik di rumah atau home charging.
Sebanyak 3.729 unit layanan home charging telah berhasil dipasang selama 2023. Jumlah tersebut melonjak lima kali lipat dibandingkan 2022.
Secara keseluruhan, jumlah home charging yang saat ini terhubung dengan listrik PLN mencapai 4.610 unit.
4. MemanfaatkanCo-firing
PLN melakukan inovasi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara. Hingga saat ini, kami telah mengimplementasikan teknologi co-firing di 43 PLTU. Penggunaan teknologi co-firing diharapkan bisa ditingkatkan di 52 PLTU pada 2025.
Co-firing merupakan teknik substitusi PLTU batubara dengan bahan biomassa pada rasio tertentu. Teknik ini biasa dilakukan dengan membakar secara bersamaan kedua bahan tersebut.
Sumber biomassa bisa beragam mulai dari pelet kayu, serbuk gergaji, cangkang kelapa sawit, hingga sampah atau limbah. Dengan begitu, limbah yang tadinya hanya dibuang bisa memiliki nilai lebih dan bisa mengurangi penggunaan energi fosil, batubara yang pada akhirnya bisa menjadi solusi mengurangi emisi karbon.
Teknologi ini dilakukan tak sekedar mengurangi emisi, tetapi juga memberdayakan masyarakat, ini membangun ekonomi kerakyatan. Melalui co-firing, PLN mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa bahkan ada pula yang mengelola sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pelet untuk bahan baku co-firing sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Dengan pemanfaatan teknologi co-firing, PLN mampu menekan emisi hingga 1,05 Juta ton CO2e dan memproduksi energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh) sepanjang 2023.
PLN juga telah menyerap biomassa sebanyak 1 Juta ton untuk 43 PLTU pada 2023. tersebar di tanah air. Angka melonjak 71% dibandingkan realisasi serapan biomassa pada 2022.
5. Aktif dalam Carbon Trading
Indonesia membuat sejarah dengan memulai perdagangan kredit karbon perdananya pada tanggal26 September 2023.
PLN melalui PLN Nusantara Power (PLN NP) menjadi salah satu penyedia bursa karbon terbesar di Indonesia.Realisasi carbon trading pada 2023 menembus 2,4 juta ton CO2.
Sementara di luar operasional, PLN juga aktif dalam melestarikan lingkungan mulai dari menanam pohon hingga menyelamatkan terumbu karang.
Atas peran aktif PLN dalam pengembangan energi hijau, CNBC Indonesia mendaulat PLN ke dalam Green Ratings 2024.