Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Arsjad Rasjid mengajak Uni Eropa meningkatkan kerja sama antara Asean dan Uni Eropa. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan melalui kemitraan tersebut adalah industri hijau. Arsjad yang juga menjabat sebagai Ketua Asean Business Advisory Council mencatat ada lima sektor kerja yang dapat dibangun bersama Uni Eropa. Kelima sektor tersebut adalah transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, keamanan pangan, dan perdagangan dan investasi. “Potensi industri hijau di Asia Tenggara masih perlu untuk terus kita kembangkan dan perlu terus dieksplorasi. Kami juga mengundang EU untuk terlibat dalam proses pembangunan industri hijau di Indonesia melalui sektor swasta,” kata Arsjad dalam keterangan resmi, Rabu (19/4). Arsjad menilai kerja sama dalam sektor manufaktur harus dilakukan mengingat nilai perdagangan yang besar, khususnya antar Indonesia dan Uni Eropa. Potensi Investasi  Rp 8.114 T Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa sepanjang 2022 mencapai US$ 33,2 miliar atau sekitar Rp 494,18 triliun. Secara rinci, nilai ekspor Indonesia ke Benua Biru mencapai US$ 21,5 miliar, sedangkan nilai impor senilai US$ 11,7 miliar.

Arsjad menyampaikan investasi pada industri hijau Indonesia cukup besar atau mencapai US$ 545,3 miliar hingga 2040. Pasalnya, pemerintah mencanangkan pengembangan hilirisasi pada 21 komoditas selama 17 tahun ke depan. Selain itu, Arsjad berpendapat pemerintah serius dalam melakukan transisi energi bersih. Hal tersebut tercermin dari target peningkatan alokasi energi baru terbarukan dalam portofolio energi nasional menjadi 23 persen pada 2025. Di samping itu, pemerintah berencana menutup seluruh pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku pada 2025. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menaksir investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi target tersebut mencapai US$ 1 triliun. “Kita ingin betul-betul akan melakukan transisi energi hijau dan terjangkau bagi masyarakat. Untuk itu, kami mengundang semua yang ada dalam forum ini untuk bisa  bekerja sama dan berinvestasi dalam hilirisasi industri energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Arsjad. Perjanjian Hannover Capai Rp 29,5 T Belum lama ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyelesaikan 27 perjanjian usaha di sela-sela Hannover Messe 2023. Seluruh perjanjian tersebut memiliki nilai sekitar € 1,84 miliar atau sekitar Rp 29,25 triliun.

Airlangga mencatat mayoritas atau 22 perjanjian dilakukan antar pelaku usaha. Menurutnya, jumlah perjanjian tersebut dapat berkembang selama Hannover Messe 2023 berlangsung. "Total nilai perjanjian sekitar US$ 1,98 miliar atau € 1,84 miliar yang dapat menciptakan lapangan kerja sekitar 80.000 orang. Ini dapat berkembang selama eksibisi," kata Airlangga dalam saluran resmi Indonesia Hannover Messe, Senin (17/4). Airlangga juga bertemu dengan Menteri Federal Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier. Menurutnya, pertemuan tersebut menghasilkan pendirian platform bilateral antara Indonesia dan Jerman. Pada intinya, platform tersebut merupakan komite gabungan terkait ekonomi dan investasi. Beberapa sektor yang akan jadi perhatian platform tersebut adalah perdagangan, industri, lingkungan, energi, penelitian, maritim, pariwisata kesehatan, pelatihan vokasi, dan perkembangan UMKM. 

Berikut perkembangan investasi Jerman di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, seperti tertera dalam grafik.

Berita Lainnya

Index