Inhil Butuh Pemimpin Baru yang Mampu Tuntaskan Persoalan Kelapa

Inhil Butuh Pemimpin Baru yang Mampu Tuntaskan Persoalan Kelapa
Ilustrasi petani saat menyolak kelapa.

“Dengan 70 persen masyarakatnya menggantungkan hidup dari sektor perkebunan, keberhasilan pemimpin inhil dipastikan akan ditentukan dari sejauh mana kemampuannya untuk mengatasi berbagai persoalan disektor unggulan tersebut.”

ANALISD.COM, INHIL – Masyarakat kembali mengeluhkan anjloknya harga jual kelapa dalam ditingkat petani. Komoditi perkebunan unggulan itu kini dikabarkan menyentuh harga Rp1600 per kilogram.

“Rp1600 bang. Mungkin akan terus anjlok.” Sebut Sukri, warga Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) di Tembilahan akhir pekan kemaren.

Beberapa bulan lalu kata Sukri harga kelapa memang sempat membaik, ditingkat petani saja mencapai harga Rp3000an per kilo, tapi tidak bertahan lama.

“Sempat naik namun kemudian harga berangsur menurun lagi. Penurunan hampir terjadi setiap hari,” Keluhnya

Sebelumnya, beberapa bulan diawal kepemimpinan Penjabat Bupati Inhil, Herman, sejumlah laman pemberitaan online menerbitkan pemberitaan “bombastis” perihal terjadinya dua kali lonjakan harga kelapa yang dikaitkan dengan kinerja Pj Bupati..  

Diinformasikan, akhir desember 2023, harga kelapa naik menjadi Rp2500 per kilogram dibandingkan harga sebelumnya yang hanya dikisaran Rp1500 – Rp1700. Selanjutnya di akhir februari 2024, harga kelapa diberitakan melonjak tajam di harga Rp3200 per kilogramnya.

Untuk diketahui Pj Bupati Inhil dilantik pada 23 November 2023 yang lalu.

Namun media kami berpendapat, terjadinya lonjakan signifikan harga kelapa di akhir februari diyakini hanya dipengaruhi faktor psikologis seiring dengan pengoperasian kembali pelabuhan parit 21 Tembilahan.

Tepatnya pada kamis, 22 februari 2024 yang lalu, Pj Bupati Inhil melepas keberangkatan kapal bermuatan 200 ton kelapa bulat menuju Batupahat Malaysia.

Saat itu Pj Bupati mengatakan bahwa dibawah kepemimpinannya saat ini, pemerintah kabupaten inhil tengah berupaya mengoptimalkan kembali pemanfaatan infrastruktur pelabuhan parit 21 yang selama ini terbengkalai. Pemanfaatan kembali Pelabuhan parit 21 ini disebut guna meningkatkan pendapatan masyarakat inhil terutama di tingkat petani.

"Mayoritas masyarakat kita 70 persennya menggantungkan hidup di sektor perkebunan, dengan adanya kegiatan ekspor kelapa ini diharapkan pendapatan ekonomi masyarakat inhil akan lebih optimal," Ujar Herman.

Herman berkeyakinan, dengan adanya kegiatan ekspor tersebut maka masyarakat memiliki daya tawar dalam menjual komoditas perkebunan sehingga diharapkan ke depan sistem monopoli tidak lagi terjadi yang berujung pada kerugian para petani.

Penegasan Pj Bupati ini memberi dampak yang sangat hebat. Secara signifikan, harga jual kelapa ditingkat petani saat itu memang mengalami lonjakan. Faktor peningkatan harga kelapa ini terutama diyakini sebab timbulnya harapan petani akan peran aktif pemerintah daerah dalam mencari terobosan pasar menjanjikan.

Selama ini, hasil perkebunan kelapa masyarakat dipasok untuk kebutuhan lokal  di pasar-pasar tradisional dan pedagang pengepul, hanya saja kebutuhannya sangat kecil dibandingkan tingkat produksi perkebunan kelapa Inhil secara keseluruhan.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi kelapa di provinsi Riau mencapai 387,9 ribu ton. Kementerian Pertanian RI menyebut, estimasi luasan areal perkebunan kelapa di Riau sebesar 418.270 hektare pada 2020 dengan daerah penghasil kelapa terbesar di Riau terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir.

Sampai saat ini, satu-satunya perusahaan yang mampu menampung hasil panen kelapa petani Inhil dalam jumlah besar hanyalah PT Pulau Sambu. Naik turunnya harga beli kelapa disebut berpatokan pada harga ditingkat pasar dunia.

Sebenarnya, pengepul-pengepul kelapa lokal di Inhil sejak dahulu sudah menerobos pasar ekspor. Tujuan terbesarnya, negri jiran, Malaysia. Namun kegiatan itu hanya dilakukan secara mandiri dengan kebutuhan permintaan kelapa yang relatif tidak memberi dampak terjadinya peningkatan harga jual di tingkat petani.

Gencarnya pemberitaan pemanfaatan kembali pelabuhan parit 21 diiringi dengan pelepasan ekspor 200 ton kelapa bulat ke Malaysia bak kabar yang mampu menghipnotis harapan petani. Keterlibatan pemerintah daerah memberi efek psikologis akan keyakinan terjadinya peningkatan permintaan kelapa, hargapun “sesaat” melambung.

Ekspor kelapa benar akan memperluas pangsa pasar dan memberi dampak peningkatan daya tawar petani dalam pemasaran komoditas perkebunan kelapa. Pangsa pasar baru tentu juga akan mampu meningkatkan daya saing antar pengusaha sejenis dan sekaligus meminimalisir terjadinya monopoli.

Hanya saja, kemanapun tujuan ekspor, faktor penentunya berada ditingkat harga jual di negara tujuan. Jika harga di negara tujuan berpaut signifikan dibanding harga ditingkat penampung lokal, ekspor tentu menjanjikan, namun jika sebaliknya, ekspor tidak akan lagi bisa menjadi andalan.

Pertanyaan, sejauh apa kemampuan Pemerintah Daerah untuk mempengaruhi tingkat harga jual di Negara tujuan ekspor?.

PR untuk Siapapun Pemimpin Inhil Kedepan.

Jikalah memang benar bahwa 70 persen masyarakat Inhil menggantungkan sumber penghidupan dari perkebunan, tentunya sangat tepat jika sektor ini menjadi pertimbangan utama dalam setiap pengambilan kebijakan.

Dengan asumsi tersebut, jika terjadinya perbaikan disektor perkebunan pasti akan memberi dampak sangat signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Inhil secara keseluruhan.

Secara umum saat ini, disamping ketidakpastian harga jual, kerusakan perkebunan kelapa akibat intrusi air laut juga sudah lama menjadi biang petaka bagi petani. Belum lagi dampak aktifitas perkebunan-perkebunan sawit berskala besar.

Proses replanting perkebunan sawit sudah beberapa kali terbukti menjadi penyebab perkembangbiakan hama kumbang yang tak terkendali dan berdampak merusak perkebunan kelapa rakyat dilahan berhampiran.

Semua persoalan ini tentu akan menjadi pekerjaan rumah bagi siapapun pemimpin Inhil kedepannya. Dengan 70 persen masyarakatnya menggantungkan hidup dari sektor perkebunan, keberhasilan pemimpin inhil dipastikan akan ditentukan dari sejauh mana kemampuannya untuk mengatasi berbagai persoalan disektor unggulan tersebut.

#Green Economy

Index

Berita Lainnya

Index