ANALISD.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, fenomena El Nino akan menghampiri Indonesia. Diprediksi, musim kemarau tahun ini akan lebih kering atau ekstrem dan akan mencapai puncak pada bulan Agustus 2023 nanti.

Pemerintah pun mulai bersiap menghadapi El Nino dan efek domino yang ditimbulkan. Termasuk, Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Saya pikir itu kan fenomena iklim ya, lingkungan ya, yang tentunya itu mesti kita sikapi secara komprehensif, kita melihatnya itu sebagai konteks jajaran policy," kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga kepada wartawan, Selasa (23/5/2023).

"Mungkin ini tidak hanya dihadapi oleh satu negara atau dua negara tetapi seluruh negara akan banyak terkena pengaruh. Tentunya ini dibutuhkan sebuah tatanan kebijakan yang lengkap," tambahnya. 

Jerry mengatakan, El Nino tidak hanya terkait lingkungan dan ketahanan pangan, tapi juga menyangkut isu populasi. Termasuk, sistem yang digunakan secara keseluruhan.

Terkait efek domino El Nino yang dikhawatirkan bisa memicu lonjakan inflasi pangan, Jerry mengaku pemerintah optimistis.

Hal itu, imbuh dia, karena hingga saat ini Indonesia pun masih bisa cetak pertumbuhan ekonomi positif dengan inflasi di bawah 6%.

"Jadi saya pikir kita bisa melihat sesuatu tersebut menjadi sesuatu yang optimistis. Saya pikir kita tidak perlu pesimis lah, optimistis dengan segala apa yang kita punya. Sekali lagi fokus kita baik, jadi kalau menghadapi inflasi pangan itu kita bisa," pungkas Jerry.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan pembentukan gugus tugas dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino.

Syahrul juga meminta daerah untuk memerhatikan varietas yang digunakan, yaitu menggunakan varietas yang tahan kekeringan atau beradaptasi pada efek El Nino.

"Kita bersiap dengan mengambil prediksi terjelek tapi jangan sampai melemahkan kita," kata Syahrul.

#Perubahan Iklim

Index

Berita Lainnya

Index