ANALISD.com, Jakarta - Untuk memenuhi kebutuhan energi baterain bagi motor listrik atau electric vehicle (EV), Pertamina akan menyiapkan fasilitas penukaran baterai atau battery swap di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina, PLN, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) telah berkolaborasi untuk membangun ekosistem baterai EV di Indonesia untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik.

“Jadi kontribusi kami salah satunya akan membangun EV battery ecosystem dari hulu hingga hilir, dan berbagai peran sesuai kompetensi dan scope masing-masing,” ujar Nicke dalam Rapat Panja bersama Komisi VI DPR RI seperti dilansir katadata, Senin (2/10). 

Nicke menjelaskan, peran MIND ID dalam kolaborasi tersebut yakni akan berfokus di sisi hulu. Selanjutnya di sisi pemurnian (refinery) MIND ID dan Pertamina akan menjalankan perannya masing-masing.

Sedangkan PLN berperan di sisi hilir, di mana akan fokus pada pengembangan baterai kendaraan listrik yang nantinya juga akan dibantu oleh Pertamina.

Di sisi lain, jika PLN sudah mempunyai standar untuk battery charging station atau SPKLU, pihaknya berencana akan berbagi untuk menyediakan fasilitas penukaran baterai di semua SPBU Pertamina. Pasalnya, menurut dia, antara SPKLU dan swapping berbeda pasarnya. 

“Karena kan biasanya pengisian baterai EV sebagian besar untuk kendaraan mobil, sedangkan stasiun penukaran baterai untuk motor,” ujarnya.

Nicke menilai, kendaraan roda dua atau motor lebih mudah dan terjangkau untuk bisa beralih dari bahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Namun, sayangnya harga baterainya lebih mahal yakni setengahnya dari harga motor.

“Oleh sebab itu, kami harus memberikan dukungan dengan menyediakan stasiun baterai isi ulang di semua tempat termasuk di SPBU Pertamina," kata dia. 

Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menuturkan, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya 0,85 kg CO2e.

Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e. "Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50%," paparnya. 

SPBKLU kini telah banyak digunakan oleh pengguna motor listrik. Kemudahannya juga telah dirasakan oleh salah satu pengemudi ojek daring di Jakarta, Achmad Iskandar. 

Menurutnya untuk satu baterai penuh bisa digunakan untuk menempuh jarak sekitar 60 kilometer. "Saya setiap hari bisa lebih dari 60 km. Hadirnya SPBKLU ini membuat penggunaan motor listrik lebih mudah, karena mengganti baterainya cepat dan bisa kembali bekerja mengantar penumpang," ujarnya.

 

#Green Economy

Index

Berita Lainnya

Index