ANALISD.com, Pekanbaru - Jikalahari mengapresiasi kepada tim pemadam karhutla terdiri atas Manggala Agni, Brimob, TNI, BPBD dan masyarakat karena berjibaku memadamkan api di lahan gambut di Dumai dan Bengkalis.
Pada 5 Mei 2023, Jikalahari menyaksikan langsung tim pemadam kebakaran menyemprotkan air pada gambut yang masih terbakar. Beberapa titik api masih menyala, di titik lainnya asap -asap sisa karhutla juga tampak memutih. Tim pemadam terus berupaya melakukan pemadaman dan pendinginan di tengah terik matahari, mereka ada yang pakai masker dan ada yang tidak. Salah satu anggota Brimob menyampaikan, mereka melakukan pemadaman sejak 19 April 2023, saat puasa hingga lebaran idul fitri. Bahkan mereka rela meninggalkan keluarga di tengah lebaran untuk memadamkan api.
“Ini harusnya tidak terjadi bila Gubernur Riau Syamsuar menjalankan Perda No 1 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Penanggulangan Kebakaran Hutan jauh sebelum El Nino melanda Riau. Bukan ikut memadamkan api saat api membakar hutan dan lahan,” kata Arpiyan Sargita,”bagaimana dengan kesehatan mereka yang menghirup polisi asap di tengah gambut masih terbakar? Inikan tidak pernah menjadi perhatian Gubernur Riau.”
Perda ini berisi mulai dari pencegahan, penanggulangan, dan penanganan pasca kebakaran hutan dan/atau lahan termasuk sarana prasarana, pengawasan, kelembagaan, peran masyarakat, pembiayaan, ketentuan penyidikan, dan ketentuan pidana.
Setidaknya ada 5 poin penting yang harus dijalankan oleh Syamsuar agar Riau bebas asap yaitu; Penataan lahan gambut, audit kepatuhan korporasi, pengawaan dan monitoring pemerintah daerah, tindakan pemda atas pelanggaran berkaitan dengan karhutla dan penyelamatan masyarakat dari dampak karhutla.
“Jika Gubernur Riau Syamsuar sejak awal melakukan pengawasan dan monitoring terhadap daerah-daerah yang rawan karhutla, harusnya tim pemadam tidak perlu meninggalkan keluarganya saat lebaran idul fitri untuk memadamkan api,” kata Arpiyan